Sendiri..pilu..hanya parau yang kian memekakkan telinga
Sekeras lolongan anjing malam
Kala itu gadis gunung biru menyeruak di balik sisa-sisa kerapuhannya
Tapi tidak..
Itu hanya sebuah ilusi yang coba dia tebarkan untuk beribu-ribu rasa parau yang menggelayut didadanya..
Mungkin jika dia bukan seorang "anggun"
Akan dia hempaskan rasa paraunya seketika itu juga
Tapi ternyata tidak..hanya dengan beribu bulir kesedihan yang menetes lewat peluh yang tersisa
Menangis..menangis..dan hanya meneteskan air mata
Untuk sekedar memecahkan sebuah bongkahan batu besar dihatinya
Kenapa kau tak mencurahkan kegundahanmu pada mereka gadis??.."tanya I Wayan Suta"
"Aku bukan orang yang berhati mulia untuk menceritakan kegundahan yang aku rasakan??!!"
Dan hanya itu saja jawaban kadek gadis gunung biru.
Aku hanya mampu bercerita tentang alur hidup yang tlah lalu pada seorang "Bukhi"
Siapa itu yang kau panggil dengan sebutan "Bukhi"
"Bukhi" ku hanya secarik kertas polos tanpa coretan tinta berwarna..I Wayan
Oh..kamu melukiskan kesedihanmu dengan sebuah coretan untuk "Bukhi" mu itu...
"Iya"
Kenapa??bukankah dia tak bisa memberi jawaban kegundahanmu Kadek?
"Memang tidak I..tapi "Bukhi" ku lebih menawarkan semua kepasrahan yang ingin aku curahkan..
Seperti sebuah coretan kehidupan yang terukir dalam prasasti emas I..
Begitu berharga walaupun apa yang aku lukiskan kadang tak begitu indah..
Semuanya seperti angin sepoi malam ini..I!!
Berhembus seketika dan berlalu pergi tanpa bekas
Terkadang juga meninggalkan beberapa aroma busuk yang tak mau pergi..
"Mudah datang..mudah pergi dan menghilang"
"Mudah memberikan setetes madu yang teramat manis..tapi mudah juga memberikan racun yang bisa membunuhku seketika..
"Dan aku mulai tak percaya akan kehidupan ini..I"
Semua hanya seperti boneka dengan topeng masing-masing
"Dan siapa yang harus aku salahkan atas ini..I??"
Apakah anda mampu menjawabnya??
"Ehmm..pasrahkan saja semua pada penciptamu Kadek (sambil menepuk bahu Kadek)
"Semuanya memang sudah kupasrahkan I wayan..
Tapi aku belum mendapatkan jawaban yang aku cari..
"Apa memang tak ada sedikit ruang untukku tertawa lepas atas hidupku ini Ni..?
"Apa harus selalu kurelakan semua yang aku inginkan..seperti melepas debu yang hambur tertiup angin..
Tanpa sisa yang bisa kugenggam..
Aku lelah I wayan..aku goyah..kaki ini sudah enggan tuk melangkah..
Biarkan pijakkan itu berlalu dihempas ombak |
@R
5/5/11
bagus2,,
BalasHapusSuwun..
BalasHapus